Thursday, January 21, 2016

ILMU ALAM DASAR (KIMIA)


KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah dengan judul LARUTAN. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliahan Kimia.
            Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
            Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
            Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI  
BAB I  PENDAHULUAN      1
A.    Latar Belakang            1
B.     Rumusan Masalah     2
C.     Tujuan Penulisan       2
D.    Manfaat Penulisan    3
BAB II PEMBAHASAN        4
1.      Daya Hantar Larutan           4
2.      Kekuatan Daya Hantar Larutan    6
3.      Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia         8
BAB III            PENUTUP      11
A.    Kesimpulan      11
B.     Saran                 12
DAFTAR PUSTAKA  13








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa waktu yang lalu, sebuah lembaga penelitian di Yogyakarta menyatakan bahwa dua liter air laut yang dialirkan ke rangkaian grafit dan seng, mampu menghasilkan tegangan 1,6 V. Hasil ini telah dibuktikan melalui eksperimen. Mengapa air laut mampu menyalakan lampu? Bagaimana mekanismenya? Apakah semua jenis larutan dapat menyalakan lampu?
PENGERTIAN LARUTAN
Larutan Yaitu merupakan sistem homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Pelarut yang sering dipakai dalam melarutkan zat terlarut adalah air. Zat terlarut umumnya jumlahnya lebih sedikit daripada zat pelarut. Contoh larutan gula, larutan garam dapur, larutan alkohol, dan lain sebagainya. Larutan umumnya berfase cair (liquid = l) dengan pelarut air, tetapi ada juga larutan yang berfase padat (solid = s) seperti kuningan, stainless steel, dan lain-lain, ataupun gas (g) seperti udara.
 Zat terlarut memiliki dua sifat berdasarkan perilakunya apabila arus listrik dialirkan. Sifat pertama, zat terlarut dapat menghantarkan arus listrik, sehingga larutan yang terbentuk mengalami perubahan kimia dan mampu menghantarkan arus listrik. Larutan tersebut dinamakan larutan elektrolit. Sifat kedua, zat yang apabila dilarutkan ke dalam air tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak ada perubahan kimia, sehingga larutan yang terbentuk dinamakan larutan nonelektrolit.Semua larutan anorganik, baik asam, basa, maupun garam memiliki sifat mampu menghantarkan arus listrik. Sedangkan semua larutan yang berasal dari zat organik seperti gula tebu, manosa, glukosa, gliserin, etanol, dan urea, tidak mampu menghantarkan arus listrik.




                                                                     














BAB II
PEMBAHASAN
1. Daya Hantar Larutan
Air yang murni tidak akan menghantarkan listrik. Tetapi jika zat yang bersifat asam, basa, maupun garam telah dilarutkan di dalamnya, larutan yang dihasilkan akan mampu menghantarkan arus listrik. Elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan ke dalam air. Senyawa ionik dan kovalen polar biasanya bersifat elektrolit. Contohnya asam, basa, dan garam.
Secara sederhana, kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan listrik dapat diuji dengan alat uji elektrolit. Alat uji elektrolit tersebut terdiri atas sebuah bejana yang dihubungkan dengan dua buah elektrode. Elektrode-elektrode tersebut dihubungkan pada saklar dan lampu. Jika larutan elektrolit dimasukkan ke dalam bejana tersebut, lampu akan menyala. Sedangkan jika larutan nonelektrolit yang dimasukkan, lampu tidak akan menyala. Arus listrik dalam larutan elektrolit dihantarkan oleh migrasi partikel-partikel bermuatan.
Selain ditandai dengan menyalanya lampu, pada larutan elektrolit juga terdapat perubahan-perubahan kimia yang dapat diamati. Salah satu perubahan tersebut berupa timbulnya gelembung-gelembung gas, perubahan warna larutan, atau bahkan terbentuk endapan.


Tabel berikut menyajikan contoh pengujian daya hantar listrik dari beberapa larutan.
Larutan
Rumus Senyawa
Nyala Lampu
Gelembung Gas
Air Suling
Alkohol 70 %
Larutan Hidrogen Klorida
Larutan Natrium Hidroksida
Larutan Amonia
Larutan Natrium Klorida
Larutan Asam Sulfat
H2O
C2H5O
HCl
NaOH
NH3
NaCl
H2SO4
-
-
terang
terang
terang
terang
terang
-
-
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada

Air sungai dan air tanah mengandung ion-ion. Sifat ini digunakan untuk menangkap ikan dengan menggunakan setrum listrik. terjadinya daya hantar listrik yang diperlukan impuls saraf bekerja. Dalam kehidupan kita sehari-hari sering menggunakan larutan elektrolit dan nonelektrolit. Contoh:
Baterai untuk jam, kalkulator, handphone, remote control, mainan, dan lain sebagainya. Baterai menggunakan larutan amonium klorida (NH4Cl), KOH, atau LiOH agar dapat menghasilkan arus listrik.
Aki dipakai untuk menstarter kendaraan, menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4).
Oralit diminum penderita diare supaya tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung komponen larutan elektrolit untuk memungkinkan
Air suling digunakan untuk membuat larutan dalam percobaan kimia adalah nonelektrolit sehingga hanya mengandung sedikit ion-ion.
2. Kekuatan Daya Hantar Larutan
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa arus listrik dalam larutan elektrolit dihantarkan oleh partikel-partikel bermuatan. Untuk menjelaskan fakta tersebut, Svante August Arrhenius (1884) mengemukakan teorinya tentang dissosiasi atau ionisasi elektrolit.
Teori ini menyebutkan bahwa zat elektrolit apabila dilarutkan dalam air, akan berdissosiasi menjadi atom-atom atau gugus atom yang bermuatan. Atom-atom atau gugus atom bermuatan tersebut merupakan ion-ion yang menghantarkan arus dalam elektrolit secara migrasi. Ion-ion tersebut bermuatan positif (kation) dan bermuatan negatif (anion) serta bergerak menuju elektrode yang muatannya berlawanan.
Reaksi ionisasi atau dissosiasi elektrolit tersebut merupakan reaksi bolak-balik (reversible). Ionisasi elektrolit dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi:
NaCl à Na+ + Cl-
MgSO4 à Mg2+ + SO42-
CaCl2 à Ca2+ + 2Cl-
Na2SO4 à 2Na+ + SO42-

Oleh karena larutan harus bersifat netral, besarnya jumlah total muatan-muatan positif harus sama dengan muatan negatif dalam suatu larutan. Jumlah muatan yang dibawa oleh sebuah ion besarnya sama dengan valensi ion tersebut.
Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit dibagi menjadi dua macam, yaitu:
Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan yang memiliki daya hantar listrik besar. Larutan elektrolit kuat terionisasi sempurna di dalam air. Jika diuji dalam penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala terang. Contoh larutan elektrolit kuat antara lain larutan NaCl, KOH, H2SO4, dan HCl.
Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan yang memiliki daya hantar kecil karena tidak semua zat terionisasi, atau hanya mengalami ionisasi sebagian. Jika diuji dengan penguji
elektrolit sederhana, lampu akan menyala redup. Contoh larutan elektrolit lemah adalah larutan cuka dan amonia.
Larutan nonelektrolit tidak akan terionisasi dalam larutan. Proses ionisasi dipengaruhi oleh konsentrasi. Untuk membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit, dapat menggunakan derajat dissosiasi (α). Derajat dissosiasi adalah fraksi molekul yang benar-benar terdissosiasi. Atau dapat juga merupakan perbandingan mol zat terionisasi dengan mol zat mula-mula.
Derajat dissosiasi dapat dinyatakan dengan rumus:
α = Nilai α dapat berubah-ubah, antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut.
α = 1, larutan terdissosiasi sempurna = elektrolit kuat
0 < α < 1, larutan terdissosiasi sebagian = elektrolit lemah
α = 0, larutan tidak terdissosiasi = nonelektrolit
3. Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia
Kemampuan untuk menghantarkan arus listrik tidak hanya dimiliki oleh senyawa ionik. Beberapa senyawa kovalen juga mampu menghantarkan listrik. Meski demikian, senyawa kovalen dan ionik memiliki beberapa perbedaan dalam menghantarkan arus listrik.
1. Senyawa Ionik        
Senyawa ionik adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara ionik. Ikatan ionik adalah ikatan yang dihasilkan dari perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Satu atom memberikan satu atau lebih dari elektron terluarnya. Atom yang
kehilangan elektron menjadi ion positif (kation) dan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion).
Dalam larutan, senyawa ionik akan terurai sempurna menjadi ionionnya yang bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik. Dalam larutan, senyawa ionik pada umumnya membentuk larutan elektrolit kuat.
NaCl à Na+ + Cl-
Ca(OH)2 à Ca2+ + 2 OH-
K2SO4 à 2K+ + SO42-
KOH à K+ + OH-
Hal tersebut menyebabkan salah satu atom lebih positif dan yang lain lebih negatif. Larutan senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal tersebut terjadi karena senyawa kovalen polar dalam air akan terdissosiasi menjadi ion-ionnya.
HCl à H+ + Cl-
H2SO4 à 2 H+ + SO42-
2. Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara kovalen. Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaan bersama-sama pasangan elektron oleh dua atom. Senyawa kovalen nonpolar timbul karena perbedaan elektronegativitas antaratom yang sangat kecil, bahkan hampir sama. Sementara itu, senyawa kovalen polar timbul karena perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom.
Hal tersebut menyebabkan salah satu atom lebih positif dan yang lain lebih negatif. Larutan senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal tersebut terjadi karena senyawa kovalen polar dalam air akan terdissosiasi menjadi ion-ionnya.
HCl à H+ + Cl-
H2SO4 à 2 H+ + SO42-
Beberapa senyawa kovalen polar tidak terdissosiasi sempurna dalam pelarut air sehingga memiliki kemampuan daya hantar listrik yang rendah. Hal ini karena dalam pelarut air, hanya sedikit dari zat tersebut yang terdissosiasi membentuk ion.
NH3 + H2O à NH4+ + OH-
Senyawa kovalen nonpolar biasanya nonelektrolit. Molekul air bermuatan netral tetapi mempunyai ujung positif (atom H) dan ujung negatif (ujung O) sehingga sangat efektif melarutkan senyawa ionik atau senyawa kovalen polar.
Molekul-molekul air menstabilkan ion-ion dalam larutan dengan mengelilingi ion-ion tersebut, sehingga kation tidak bergabung kembali dengan anion. Proses di mana sebuah ion dikelilingi oleh molekul-molekul air yang tersusun dalam keadaan tertentu disebut hidrasi. Contoh padatan NaCl akan terionisasi menghasilkan Na+ dan Cl– saat dilarutkan dalam air.
Ion Na+ akan tertarik ke elektrode negatif dan ion Cltertarik ke elektrode positif sehingga menghasilkan arus listrik yang setara dengan aliran elektron sepanjang kawat penghantar (kabel).
Berdasarkan kuat lemahnya daya hantar listrik, elektrolit dibagi dua yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu zat yang mempunyai daya hantar listrik kuat termasuk elektrolit kuat, dan zat yang daya hantar listriknya lemah termasuk elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat contohnya asam kuat (HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3), basa kuat (NaOH, KOH, LiOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2), dan garam (NaCl, KCl, CaCl2, BaBr2, CaSO4, dan lain-lain).
Larutan-larutan ini terionisasi sempurna dalam air (α = 1), sehingga semua molekul terdisosiasi dan tidak ada molekul tersisa dalam larutan.
Berbeda dengan larutan elektrolit lemah yang terionisasi sebagian (0 < α < 1), dalam larutan sebagian berbentuk ion-ion sebagian lagi masih dalam bentuk molekul.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Dari bab pembahasan di atas,  maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa jenis larutan, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit itu sendiri tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit ini pun terbagi lagi atas larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik, sedangkan larutan elektrolit lemah itu menghantarkan listrik pula, tapi tidak sebaik larutan elektrolit kuat. Adapun kekuatan daya hantar suatu larutan tergantung dari larutannya itu sendiri, apakah larutan itu mengandung ion-ion yang banyak atau tidak.
B. Saran
            Adapun saran yang dapat penulis berikan atau aspirasikan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu :
Sebaiknya pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi penulisan karya ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam menemukan bahan atau materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar mahasiswa lebih termotivasi untuk membaca buku.
            Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi larutan   karena materi ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum yang perlu diluluskan untuk pengambilan SKS berikutnya.
Seharusnya diberikan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan makalah larutan ini karena mempertimbangkan saat ini penulis selaku mahasiswa baru angkatan 2013 yang sedang dalam masa kaderisasi yang menguras waktu yang tak sedikit, dan adanya tantangan lain berupa tugas-tugas MKU lain.

















DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat  Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Setyawati, Arifatun Arifah. 2009. Mengkaji Fenomena Alam untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan Bakti Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.



IKD 1 MATERI BLOGER

Blog
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini mengulas tentang sejenis aplikasi web. Untuk informasi lebih lanjut tentang catatan dari aktivitas web server, lihat server log.
Blog merupakan singkatan dari web log[1] adalah bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.
Daftar isi
Sejarah
Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google pada akhir tahun 2002.[butuh rujukan] Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut.
Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, mulai dari sebuah catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga blog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga blog yang bersifat sebaliknya (non-interaktif).
Situs-situs web yang saling berkaitan berkat blog, atau secara total merupakan kumpulan blog sering disebut sebagai blogosphere. Bilamana sebuah kumpulan gelombang aktivitas, informasi dan opini yang sangat besar berulang kali muncul untuk beberapa subyek atau sangat kontroversial terjadi dalam blogosphere, maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog.
Komunitas Blogger
Komunitas blogger adalah sebuah ikatan yang terbentuk dari [para blogger] berdasarkan kesamaan-kesamaan tertentu, seperti kesamaan asal daerah, kesamaan kampus, kesamaan hobi, dan sebagainya. Para blogger yang tergabung dalam komunitas-komunitas blogger tersebut biasanya sering mengadakan kegiatan-kegiatan bersama-sama seperti kopi darat.
Untuk bisa bergabung di komunitas blogger, biasanya ada semacam syarat atau aturan yang harus dipenuhi untuk bisa masuk di komunitas tersebut, misalkan berasal dari daerah tertentu.
Jenis-jenis blog
  • Blog politik: Tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis blog (Seperti kampanye).
  • Blog pribadi: Disebut juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan, dan perbincangan teman.
  • Blog bertopik: Blog yang membahas tentang sesuatu, dan fokus pada bahasan tertentu.
  • Blog kesehatan: Lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-ketarangan tentang kesehatan, dll.
  • Blog sastra: Lebih dikenal sebagai litblog (Literary blog).
  • Blog perjalanan: Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan tentang perjalanan/traveling.
  • Blog mode: Lebih dikenal dengan "fashion blog". Isinya seputar gaya, perkembangan mode, selera fesyen, liputan pameran mode, dan lain-lain.
  • Blog riset: Persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru.
  • Blog hukum: Persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga dengan blawgs (Blog Laws).
  • Blog media: Berfokus pada bahasan berbagai macam informasi
  • Blog agama: Membahas tentang agama
  • Blog pendidikan: Biasanya ditulis oleh pelajar atau guru.
  • Blog kebersamaan: Topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok tertentu.
  • Blog petunjuk (directory): Berisi ratusan link halaman website.
  • Blog bisnis: Digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan promosi bisnis mereka
  • Blog pengejawantahan: Fokus tentang objek di luar manusia; seperti anjing
  • Blog pengganggu (spam): Digunakan untuk promosi bisnis affiliate; juga dikenal sebagai splogs (Spam Blog)
  • Blog virus (virus): Digunakan untuk merusak
Budaya populer
Ngeblog (istilah bahasa Indonesia untuk blogging) harus dilakukan hampir setiap waktu untuk mengetahui eksistensi dari pemilik blog. Juga untuk mengetahui sejauh mana blog dirawat (mengganti template) atau menambah artikel. Sekarang ada lebih 10 juta blog yang bisa ditemukan di internet[butuh rujukan], dan masih bisa berkembang lagi, karena saat ini ada banyak sekali perangkat lunak, peralatan, dan aplikasi internet lain yang mempermudah para blogger (sebutan pemilik blog) untuk merawat blognya. Selain merawat dan terus melakukan pembaharuan di blognya, para blogger yang tergolong baru pun masih sering melakukan blogwalking, yaitu aktivitas para blogger meninggalkan tautan di blog atau situs orang lain seraya memberikan komentar[butuh rujukan].
Beberapa blogger kini bahkan telah menjadikan blognya sebagai sumber pemasukan utama melalui program periklanan (misalnya AdSense, posting berbayar, penjualan tautan, atau afiliasi). Sehingga kemudian muncullah istilah blogger profesional, atau problogger, yaitu orang yang menggantungkan hidupnya hanya dari aktivitas ngeblog[butuh rujukan], karena banyak saluran pendapatan dana, baik berupa dolar maupun rupiah, dari aktivitas ngeblog ini[butuh rujukan].
Risiko kejahatan
Karena blog sering digunakan untuk menulis aktivitas sehari-hari yang terjadi pada penulisnya, ataupun merefleksikan pandangan-pandangan penulisnya tentang berbagai macam topik yang terjadi dan untuk berbagi informasi - blog menjadi sumber informasi bagi para hacker, pencuri identitas, mata-mata, dan lain sebagainya. Banyak berkas-berkas rahasia dan penulisan isu sensitif ditemukan dalam blog-blog. Hal ini berakibat dipecatnya seseorang dari pekerjaannya, diblokir aksesnya, didenda, dan bahkan ditangkap.
Lihat pula
Referensi
1.      ^ Blood, Rebecca (September 7, 2000). "Weblogs: A History And Perspective".
Pranala luar



dapursayaas2t





KEMUHAMMADIYAAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sejarah telah mencatat bahwa islam telah memberikan suatu kerangka bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban dunia. Sikap dan semangat ilmiah yang telah di bentuk oleh dunia islam pada abad pertengahan, melahirkan figure ensiklopedik dari berbagai ilmu pengetahuan. Peradaban dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang telah di capai  Oleh kaum muslimin sebelumnya tidak nampak lagi bahkan kaum muslimin tampak statis dalam lapangan pemikiran, termasuk bidang pemikiran keagamaan.
Sejak itu kondisi dunia islam dengan berbagi aspeknya menarik perhatian banyak kalangan. Dari pihak non muslim yang bersimpati berpandangan agar kaum muslimin itu bisa menyesuiakan diri dengan semangat kebudayaan modern. Bagaimana kaum muslimin dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda itu memahami ajaran islam untuk memecahkan persoalan-persoalan kini. Bahkan sebagian dari kelompon non muslim yang lebih ekstrim mengatakan bahwa kemungkinan yang ada untuk mengembalikan kejayaan islam adalah meninggalkan warisan lama dan memasukkan kebudayaan barat ke dalam kehidupan kaum muslimin. Kelompok ini mengganggap bahwa setiap apa yang di hasilkan barat identik kemajuan.
Dari kalangan kaum muslimin terdapat dua kelompok. Pertama, mereka yang menyadari tentang keadaan kaum muslimin dan menilai kenyataan pemahaman dari praktek keagamaan kini yang telah di anggap menyimpang dari ajaran islam yang benar. Mereka berpendapat jika kaum muslimin kembali pada prinsip ajaran islam dan mengegerakkan semangat islam dan mengegerakkan semangat ijtihad dalam setiap proses pemikiran, maka kaum muslimin akan memperoleh kembali kemajuan sebagai mana yang telah di capainya pada waktu lampau. Kedua, mereka yang berpegang teguh pada warisan tradisi abad pertengahan beranggapan bahwa apa yang telah di capai oleh ulama islam di bidang pemikiran agama di nilai mutlak, dan tidak mungkin ada pemikiran lain yang bisa menandinginya.
Di Indonesia, proses perubahan alam pikiran tentang islam, selain fakor kondisi intern umat islam terjadi setelah terbukanya komunikasi yang luas dengan Negara timur tengah yang menjadi pusat islam. Proses perubahan ini di lakukan oleh individu dalam kelompok masyarakat yang ingin memperjuangkan identitas dan prinsip ajaran islam di  tengah-tengah kehidupan bangsa Indonesia. Usaha tersebut di realisir  dengan mendirikan organisasi tertentu. Di antara organisasi ini, muhammdiyah di pandang memiliki peranan yang sangat penting dalam menyebarkan ide-ide pembaharuan islam dan memiliki perngaruh yang cukup kuat di kalangan masyarakat menengah Indonesia. (Din Syamsuddin )

B.       Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang tersebut di atas  maka penulisan ini  merumuskan  sebagai beriku : Bagaimana  penerapan Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah?

C.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah.


















BAB II
PEMBAHASAN
REVITALISASI GERAKAN MUHAMMADIYAH

A.      Pengertian
Revitalisasi merupakan salah satu jenis atau bentuk perubahan (transformasi) yang mengandung proses penguatan, meliputi peneguhan terhadap aspek-aspek yang selama ini dimiliki (proses potensial) maupun dengan melakukan pengembangan (proses aktual) menuju pada keadaan yang lebih baik dan lebih maju dari kondisi sebelumnya. Revitaliasi sebagai proses perubahan yang direncanakan meliputi tahapan-tahapan penataan, pemantapan, peningkatan dan pengembangan yang dilakukan secara berkesinambungan.
Ideologi menurut M.Djindar Tamimi merupakan ajaran atau ilmu pengetahuan yang secara sistematis dan menyeluruh membahas mengenai gagasan atau gambaran dalam pikiran, untuk mendapatkan keyakinan mengenai hidup dan kehidupan yang benar dan tepat.
Revitalisasi gerakan muhammadiyah dapat dimaknai sebagai proses penguatan kembali sistem paham dan jati diri sesuai dengan prinsip-prinsip ideal gerakan menuju pada tercapainya kekuatan muhammadiyah sebagai gerakan islam yang menjalankan fungsi dakwah dan tajdid menuju terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

B.       Langkah-langkah Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah
Melakukan penguatan seluruh aspek gerakan dan menggerakkan segenap potensi Muhammadiyah dalam menjalankan amanat Muktamar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Memperluas peran Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan masyarakat di aras lokal, nasional, dan global dengan menjalankan fungsi dakwah dan tajdid serta mengembangkan ukhuwah dan kerjasama dengan semua pihak yang membawa pada pencerahan dan kemaslahatan hidup.
2.    Meneguhkan dan mewujudkan kehidupan Islami sesuai dengan paham agama dalam Muhammadiyah yang mengedepankan uswah hasanah dan menjadi rahmat bagi kehidupan.
3.    Mengembangkan pemikiran Islam sesuai dengan prinsip Manhaj Tarjih dan ijtihad yang menjadi acuan/pedoman Muhammadiyah.
4.    Pengembangan infrastruktur dan perbaikan sistem pengelolaan organisasi yang mampu menjalankan fungsi-fungsi gerakan dan semakin mengarah pada pencapaian tujuan Muhammadiyah.
5.    Mendinamisasi kepemimpinan Persyarikatan di semua tingkatan (Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting).
6.    Peningkatan kualitas dan memperluas jaringan amal usaha Muhammadiyah menuju tingkat kompetisi dan kepentingan misi Persyarikatan yang tinggi, serta menjadikannya sebagai pelaksana usaha yang terikat dan memiliki ketaatan pada kepemimpinan Persyarikatan.
7.      Pengembangan model-model kegiatan/aksi yang lebih sensitif terhadap kepentingan-kepentingan aktual/nnyata umat, masyarakat, dan dunia kemanusiaan dengan pengelolaan yang lebih konsisten.
8.      Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan organisasi otonom Muhammadiyah sebagai basis kader dan pimpinan Persyarikatan.
9.      Meningkatkan bimbingan, arahan, dan panduan kepada seluruh tingkatan pimpinan dan warga Muhammadiyah.
10.  Menggerakkan kembali Ranting dan jama’ah sebagai basis gerakan Muhammadiyah

C.       Aspek Revitalisasi Gerakan
1.    Revitalisasi Teologis
Revitalisasi teologis menyangkut ikhtiar merekonstruksi atau menafsir ulang pemikiran-pemikiran dasar kegamaan (keislaman) dalam muhammadiyah sebagaimana prinsip-prinsipnya tentang agama islam, dunia, ibadah sabilullah dan ijtihad. Dalam revitalisasi teologis ini dapat dikaji ulang dan dirumuskan epistemologi keislaman Muhammadiyah seperti tentang kalam (falsafah) atau pandangan ke-Tuhanan, pandangan tentang Figh, dan pemikiran-pemikiran keislaman lainnya.

2.    Revitalisasi Ideologis
Revitalisasi ideologis menyangkut penyusunan ulang dan penguatan system paham disertai langkah-langkah pelembagaannya yang menjadi landasan membangun kesadaran dan ikatan kolektif dalam memperjuangkan gerakan muhammadiyah. Pemikiran dasar kyai dahlan, duabelas lagkah dari kyai mas Mansur, muqaddimah anggaran dasar, kepribadian muhammadiyah, matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah, khittah perjuangan muhammadiyah, dan pedoman hidup islami warga muhammadiyah merupakan rujukan dasar sekaligus perlu disistematisasi dalam konsep terpadu sehingga menjadi basis ideology gerakan muhammadiyah yang mengikat seluruh anggota muhammadiya dalam melaksanakan gerakan. Ketika dirasakan adanya krisis kemuhammadiyahan, maka krisis tersebt harus dibaca dalam konteks pelemahan ideologis di kalangan muhammadiyah karena tuntutan-tuntutan dan pertimbangan-pertimbangan yang biasanya serba pragmatis.

3.    Revitalisasi Pemikiran
Revitalisasi pemikiran menyangkut upaya mengembangkan wawasan pemikiran seluruh anggota, termasuk kader dan pemimpin, baik mengenai format pemikiran muhammadiyah sebagai gerakan islam yang bercorak dakwah dan tajdid, maupun dalam memahami permasalahan-permasalahan dan perkembangan kehidupan tingkat local, nasional, dan global. Dikotomi yang keras tentang pemikiran literal versus liberal, pemurnian versus pembaruan atau pengembangan , ekslusif versus inklusif, organisasi versus alam pikiran, structural versus cultural menggambarkan masih terperangkapnya sebagian kalangan dalam muhammadiyah mengenai orientasi pemikiran pada wilayah orientasi atau paradigm yang sempit atau terbatas. Sejauh menyangkut pemikiran perlu dijelaskan domain relativitas setiap pemikiran agar tidak terjadi pengabsolutan setiap pe,ikiran, lebih-lebih jika klaim pemikiran tertentu dijadikan alat pemukul dan saling menegaskan terhadap pemikiran yang lain, sehingga yang terjadi ialah perebutan dominasi dan bukan sikap tasamuh.

4.    Revitalisasi Organisasi
Revitalisasi organisasi berkai
tan dengan perbaikan-perbaikan system pengelolaan kelembagaan persyarikatan seperti menyangkut penataan struktur dan fungsi organisasi, birokrasi, pengelolaan dan pelayanan administrasi, hingga pengembangan organisasi yang mengarah pada peningkatan kualitas, efisiesnsi-efektivitas, dan menjadikan organisasi sebagai instrument gerakan untuk kemajuan dan pencapaian tujuan Muhammadiyah.

5.    Revitalisasi Kepemimpinan
Revitalisasi kepemimpinan merupakan langkah penguatan kualitas fungsi efektivitas pimpinan persyarikatan diseluruh lini, termasuk di lingkungan organisasi otonom dan amal usaha, yang secara langsung menjadi kekuatan dinamik dalam menggerakan muhammadiyah. Kepemimpinan muhammadiyah juga tidak cukup dokonstruksi dengan idealis normative semata seperti mengenai hak akhlaq dan standar-standar idela kepemmimpinan, tetapi juga harus disertai format aktualisasi Kepemimpinan yang nyata(bukan Kepemimpinan yang berumah diatas angin tetapi harus membumi), karena kepemimpinan Muhammadiyah merupakan kepemimpinan system dan bukan Kepemimpinan figure. Faktor figure pun tidak dapat dikonstruksikan sekadar dari kejauhan sebagaimana konsep kepemimpinan pesona Ratu adil. Keoemimpinan Muhammadiyah juga bukan sekadar domain diniyyah (aspek-aspek kemampuan actual dalam mengelola kehidupan yang di pimpin), sehingga dapat menjalankan misi kerisalahan islam.



6.    Revitalisasi amal usaha
Revitalisasi amal usaha menyangkut pengembangan kualitas amal usaha Muhammadiyah diberbagai bidang yang dapat tumbuh diatas misi dan visi gerakan sekaligus dapat memenuhi hajat hidup masyarakat. Amal usaha Muhammadiyah bukan lading mencari nafkah bagi para penghuninya, tetapi harus menjadi sarana atau media dakwah dan perwujudan misi Persyarikatan.

7.    Revitalisasi Aksi
Revitalisasi aksi menyangkut pengembangan model-model kegiatan atau aktivitas gerakan Muhammadiyah yang secara langsung dapat memenuhi kepentingan masyarakat luas dengan misi dakwah dan tajdid seperti dalam pemberdayaan ekonomi kaum miskin, advokasi kaum marjinal dan tertindas, memperkuat, potensi dan peran masyarakat madani, advokasi lingkungan hidup, resolusi konflik gerakan anti kekerasan, gerakan anti korupsi, kegiatan-kegiatan pembinaan umat yang bercorak partisipatif, dan aktivitas social masyarakat lainnya semangat etos Al-Ma’un

D.      Peneguhan Kembali Gerakan Muhammadiyah
Kita Perlu melakukan peneguhan kembali gerakan Muhammadiya dikarenakan adanya masalah perserikatan yaitu :
1.    Longgarnya penjagaan identitas dan ideologi gerakan, sehingga lemah dalam ikatan organisasi dan kolektivitas.
2.    Lemahnya dinamika organisasi.
3.    Mulai dirasakan kekurangan kader potensi untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan
4.    Terjadi perpindahan aktivitas-warga-kader persyarikatan ke jamaah lain
5.    Amal usaha cenderung jalan sendiri / lepas kendali dari misi otoritas persyarikatan
6.    Beberapa amal usaha terutama pendidikan keadaannya amat memprihatinkan.



E.       Solusi dalam Revitalisai Gerakan Muhammadiyah
1.    Menggerakkan kembali Ranting dan jama’ah sebagai basis gerakan Muhammadiyah
2.    Menggerakkan kembali pengajian persyarikatan yang terstruktur (terprogram), kurikulum jelas dan tersedia nara sumber yang kompeten.
3.      Optimalisasi masjid wakaf muhammadiyah sebagai basis pembinaan warga persyarikatan.
4.      Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan organisasi otonom Muhammadiyah sebagai basis kader dan pimpinan Persyarikatan.
5.      Pendataan kebutuhan kader (termasuk kader pengelola) cross cek dengan ketersediaan/potensi yang ada.
6.    Meningkatkan kwantitas dan kwalitas kegiatan pengkaderan formal.




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Revitalisasi gerakan muhammadiyah dapat dimaknai sebagai proses penguatan kembali sistem paham dan jati diri sesuai dengan prinsip-prinsip ideal gerakan menuju pada tercapainya kekuatan muhammadiyah sebagai gerakan islam yang menjalankan fungsi dakwah dan tajdid menuju terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

B.       Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan kita semua dapat mengetahui Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah